Denpasar, Bali – Koperasi Jasa Karyawan Angkasa (KOKAPURA), yang telah lebih dari dua dekade melayani para pekerja di lingkungan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, kini menghadapi tekanan yang dinilai sebagai bentuk kesewenang-wenangan dari PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports). Menyikapi hal tersebut, Aliansi Mahasiswa Penegak Hukum (AMPH) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Jakarta.
Dalam aksi yang berlangsung pada Rabu (2/7), AMPH menyuarakan tuntutan agar Kejaksaan Agung segera memanggil Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia. Mereka menilai adanya dugaan pelanggaran kesepakatan kerja sama yang merugikan koperasi serta mencederai semangat ekonomi kerakyatan.
Pembina KOKAPURA I Gusti Ngurah Gede Yudana, menilai pentingnya gerakan menyuarakan ketidakadilan terhadap KOKAPURA, dan mengapresiasi kepada Aliansi Mahasiswa dan Koprabu Law Firm atas solidaritas dan perjuangan yang ditunjukkan melalui aksi tersebut. Ia menekankan pentingnya peran koperasi dalam pembangunan ekonomi bangsa, serta menyayangkan adanya tindakan yang diduga mengarah pada pembunuhan sistematis terhadap koperasi.
“Presiden selalu mendorong tumbuhnya koperasi, tapi justru di Angkasa Pura ada upaya sistematis membunuh koperasi. Ini bertentangan dengan Program Bapak Presiden dan mencederai semangat reformasi ekonomi kerakyatan,” tegas Yudhana.
Ia juga berharap, dengan adanya perhatian dari mahasiswa dan elemen masyarakat sipil lainnya, Presiden RI Prabowo Subianto dapat turun tangan dan mengambil langkah tegas untuk menghentikan tindakan semena-mena terhadap KOKAPURA.
“Koperasi adalah soko guru perekonomian nasional. Apa yang dialami KOKAPURA adalah bentuk ancaman terhadap ekonomi rakyat,” ujar Yudhana yang juga merupakan anak dari Pahlawan Nasional Bali, I Gusti Ngurah Rai.
Persoalan ini dinilai sebagai ujian nyata terhadap komitmen negara dalam membela koperasi sebagai pilar ekonomi rakyat. Aksi mahasiswa ini pun menjadi pengingat bahwa perjuangan membela keadilan ekonomi harus terus digaungkan.
