Bandung – Guru Besar Institute Teknologi Bandung (ITB) menggelar kegiatan diskudi bertema ‘‘MENGAPA ENERGI FOSIL DAPAT HABIS’’. Diskusi ini berlangsung di Hotel Green Forest, Bandung, 2 Desember 2024.

Ketua Panitia sekaligus Guru Besar Institute Teknologi Bandung Prof. Dr. Eng Syafrizal, S.T., M.T., menjelaskan, Energi baru dan terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sumber energi yang didapatkan dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui secara berkelanjutan. Berbeda dengan energi fosil seperti minyak, gas, dan batu bara yang bersifat terbatas dan tidak dapat diperbarui dalam skala waktu manusia, energi baru dan terbarukan dapat diperbaharui secara terus-menerus. Contoh sumber energi baru dan terbarukan termasuk energi matahari, energi angin, energi air, energi biomassa, dan energi geotermal.

Energi fosil dapat habis karena sumber daya ini terbentuk dalam skala waktu yang sangat panjang, jutaan tahun, sedangkan konsumsi manusia terhadap energi fosil jauh lebih cepat. Akibatnya, persediaan energi fosil semakin menipis dan tidak dapat diperbarui dalam waktu yang singkat.

Untuk menggantikan energi fosil, perlu dilakukan transisi menuju energi baru dan terbarukan. Energi baru dan terbarukan dihasilkan dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui secara berkelanjutan dalam waktu yang relatif singkat. Berikut adalah beberapa cara untuk menggantikan energi fosil dengan energi baru dan terbarukan:

1. Energi Matahari: Pemanfaatan energi matahari melalui panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah salah satu cara utama untuk menggantikan energi fosil. Panel surya mengubah sinar matahari menjadi listrik, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga, industri, dan komersial.

2. Energi Angin: Pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) menggunakan turbin angin untuk menghasilkan energi listrik. Angin adalah sumber daya alam yang terbarukan dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. PLTA dapat dibangun di daerah dengan angin yang kuat dan konsisten, seperti pesisir atau dataran tinggi.

3. Energi Air: Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) memanfaatkan energi kinetik air yang mengalir untuk menghasilkan listrik. PLTA memanfaatkan potensi sungai, danau, atau bendungan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Sumber daya air adalah sumber daya terbarukan yang melimpah di banyak wilayah.

4. Energi Biomassa: Biomassa adalah bahan organik yang dapat digunakan sebagai sumber energi, seperti limbah pertanian, limbah kayu, limbah pabrik, dan limbah organik lainnya. Biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan energi panas dan listrik melalui proses seperti pembakaran, gasifikasi, atau fermentasi.

5. Energi Geotermal: Energi geotermal berasal dari panas bumi. Pembangkit listrik geotermal menggunakan panas bumi untuk menghasilkan uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik. Sumber daya geotermal tersedia di daerah-daerah dengan aktivitas geotermal yang tinggi, seperti cincin api atau daerah gunung berapi.

Selain itu, terdapat pula teknologi lain seperti energi ombak, energi pasang surut, dan hidrogen hijau yang juga dapat dijadikan sebagai sumber energi baru dan terbarukan. Pemerintah dan perusahaan energi berperan penting dalam mendorong penggunaan energi baru dan terbarukan melalui kebijakan, insentif, dan investasi dalam infrastruktur dan teknologi yang mendukung transisi energi berkelanjutan.

Transisi dari energi fosil menjadi energi baru dan terbarukan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan langkah-langkah yang terarah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam transisi tersebut Kebijakan dan Regulasi: Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam memfasilitasi transisi energi dengan menerapkan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan dan penggunaan energi baru dan terbarukan. Hal ini dapat mencakup insentif fiskal, tarif feed-in, pengurangan subsidi energi fosil, peningkatan standar efisiensi energi, dan target energi terbarukan yang ambisius dan Investasi dalam Infrastruktur: Investasi yang signifikan dalam infrastruktur energi baru dan terbarukan perlu dilakukan. Ini termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, dan pembangkit energi lainnya, serta jaringan transmisi dan distribusi yang mendukung integrasi energi terbarukan ke dalam grid Listrik.

Temukan juga kami di Google News.