Kuningan – Pondok Pesantren Umar Bin Khattab (Ponpes UBK) yang terletak di Desa Cipetir, Kec. Lebakwangi, Kab.Kuningan, Jawa Barat telah menggelar Kajian Islam bertema ” Ta’at Kepada Pemerintah Dengan Tidak Memberontak Dan Menjatuhkan Kehormatan Pemerintah” pada hari sabtu, (7/9).

Ustadz Abdul Alim selaku Narasumber menyampaikan bahwa prinsip-prinsip Ahlus Sunnah adalah wajibnya taat kepada Ulil Amri atau Umaro, yaitu Penguasa yang sah dan memiliki wilayah seperti Pemimpin Negara, dalam hal ini Presiden maupun Pemerintah Indonesia. Dan mentaati Ulil Amri termasuk dalam ketaatan kepada Allah, dan itu hukumnya wajib seperti dalam Q.S An-Nisa : 59 :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ أَطِيعُواْ اللّهَ وَأَطِيعُواْ الرَّسُولَ وَأُوْلِي
الأَمْرِ مِنكُمْ
 
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu, Q.S An-Nisa : 59

“Kita mengajak kepada Umat Islam untuk tidak menghinakan ataupun menjatuhkan kehormatan umaro atau Pemerintah.” ajak Ustadz Abdul Alim selaku pimpinan Ponpes UBK, Kab.Kuningan, Jawa Barat, Seperti dalam hadits disebutkan :

مَنْ أَكرم سُلطانَ اللهِ أَكرمَه اللهُ ، ومَنْ أهانَ سُلطانَ اللهِ أهانه اللهُ

“Barangsiapa yang memuliakan penguasa, maka Allah akan memuliakan dia. Barangsiapa yang menghinakan penguasa, maka Allah akan menghinakan dia” (HR. Tirmidzi no. 2224, HR. Ahmad no. 20433).

“Islam mengajarkan kepada Umatnya untuk bersabar saat melihat sesuatu kebencian dari Umaro (pemerintah). Dan siapa saja yang tidak mentaati perintah Umaro, lalu dia mati, maka matinya dalam keadaan mati jahiliyah atau sesat.” ungkap Ustadz Abdul Alim, Seperti dalam Hadits disebutkan :

«مَنْ كَرِهَ مِنْ أَمِيرِهِ شَيْئًا فَلْيَصْبِرْ، فَإِنَّهُ مَنْ خَرَجَ مِنَ السُّلْطَانِ شِبْرًا مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً».

“Barang siapa membenci sesuatu, tindakan (kebijakan) yang ada pada penguasanya, hendaklah dia bersabar. Karena siapa saja yang keluar dari (ketaatan) terhadap penguasa (seakan-akan) sejengkal saja, maka dia akan mati sebagaimana matinya orang-orang jahiliyyah.” (HR. Bukhari No. 7053 dan Muslim No. 1849)

Ustadz Abdul Alim yang merupakan Tokoh Alumni Darul Hadits, Dammaj, Yaman, mengatakan bahwa saat melihat ada sesuatu kebencian dari Umaro, Umat Islam dianjurkan mendatangi Umaro secara langsung untuk mengingatkan dengan mauidhoh hasanah (Nasehat yang disampaikan dengan lemah lembut) bukan dengan melakukan pemberontakan.

“Terlebih Jika Umaronya peduli dan perhatian terhadap rakyat serta tidak melakukan keburukan- keburukan lainnya.” ujarnya, Seperti dalam hadits disebutkan :

ستكونُ أمراءُ . فتعرفونَ وتُنْكرونَ . فمن عَرِف بَرِئ . ومن نَكِرَ سَلِمَ . ولكن من رَضِي وتابعَ قالوا : أفلا نقاتلهُم ؟ قال : لا . ما صلوا

“Akan ada para pemimpin kelak. Kalian mengenal mereka dan mengingkari perbuatan mereka. Siapa yang membenci kekeliruannya, maka ia terlepas dari dosa. Siapa yang mengingkarinya, maka ia selamat. Namun yang ridha dan mengikutinya, itulah yang tidak selamat”. Para sahabat bertanya: “Apakah kita perangi saja pemimpin seperti itu?”. Nabi menjawab: “Jangan, selama mereka masih shalat” (HR. Muslim no. 1854).

“Menghimbau kepada Umat Islam agar tidak menjadi kelompok Khawarij, yaitu kelompok yang melakukan kedzaliman, aksi-aksi terorisme maupun pemberontakan terhadap umaro, bahkan tidak menutup kemungkinan juga kelompok Khawarij akan melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap rakyat jelata yang berbeda pandangan dengan kelompok tersebut.” himbau Ustadz Abdul Alim.

Ustadz Abdul Alim juga mendukung penuh langkah-langkah yang telah dilakukan Umaro (Pemerintah) dalam memberantas aksi-aksi terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh kelompok Khawarij.

“Kami mendoakan untuk kebaikan Umaro dalam menjaga kondusifitas kamtimbmas dan juga kedamaian bangsa Indonesia.” pungkasnya.

Temukan juga kami di Google News.