Jakarta – Raja Dangdut Rhoma Irama, belakangan sering mendapat kecaman karena membahas persoalan nasab Habaib di podcastnya.

Banyak yang kontra seperti Habib Rizieq dan Habib Bahar, namun ada juga yang mendukung atau membela seperti Gus Muwafiq.

Dikutip dari channel YouTube Gus Muwafiq Channel, kia sepuh NU itu awalnya sedang membahas agama dan hukum sosial.

“Agama itu ditempati oleh manusia. Nah manusia ini makhluk sosial, makhluk bersama,” katanya.

“Makanya kemarin saya lihat ada orang yang mengolok-olok Rhoma Irama itu, saya sedih. Saya sedih kok tiba-tiba ada orang maki-maki Rhoma Irama, saya itu sedih begitu Rhoma Irama dimaki itu,” sambungnya.

Gus Muwafiq menegaskan jika dirinya kecewa lantaran banyak yang mengolok-olok Rhoma Irama.

Bukan tanpa sebab, Gus Muwafiq menilai banyak orang yang bisa bertahan hidup berkat sosok Rhoma Irama.

“Lagu Rhoma Irama menghidupi pengamen-pengamen se-Indonesia. Siapa yang orang sodaqohnya paling banyak mengalahkan Rhoma Irama? Enggak ada di Jakarta,” tuturnya.

“Coba sampean cek, grup dangdut sebegitu banyak menyebar di mana-mana itu hidup karena lagunya Rhoma Irama,” timpalnya lagi.

Gus Muwafiq mengatakan jika sang Raja Dangdut tersebut telah membuat karya lagu dengan tetesan darah dan air mata.

Kemudian setelah itu lagu-lagu ciptaan Rhoma Irama dinyanyikan oleh para pengamen untuk mendapatkan uang.

“Uang itu dibawa pulang anaknya bisa makan, dibawa ke sekolahan anaknya bisa bayar SPP. Nah itu berapa yang hidup dari lagunya Rhoma Irama,” katanya.

Eks penasihat spiritual Gus Dur itu mengatakan, ada sebuah sistem sosial yang nanti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

“Jadi jangan dikira Rhoma Irama itu cuman gayanya gini, itu menghidupi dari Sabang sampai Merauke, itu berapa yang hidup dari lagu-lagu Rhoma Irama,” tuturnya.

Kemudian Gus Muwafiq menceritakan pengalamannya, bagaimana lagu buatan Rhoma Irama paling laris di Tanah Madura.

“Lah di Jakarta ini saya lihat yang hidupnya bisa menghidupi banyak orang terbanyak, itu termasuk Rhoma Irama,” tuturnya.

“Makanya jangan main-main sampean, jangan hujat. Enggak cocok ya enggak cocok, tapi kamu belum pernah kasih makan orang se-Indonesia dengan cara Rhoma Irama sudah setiap hari kasih makan orang,” timpalnya lagi.

Sebagai nasihat, Gus Muwafiq mengajarkan agar para ulama selalu memiliki sifat tasamuh, tawasud dan tawazun.

“Jadi jangan kemudian dikit-dikit kita marah-marah. Nah itulah makanya meletakkan dasar untuk memahami kenapa kiai itu tasamuh, tawasud, tawazun,” tegasnya.

Temukan juga kami di Google News.