Kaltim – Masyarakat Adat Dayak Kalimantan Timur mengutuk keras pernyataan saudara oknum bule Maxi Andrea yang mengatakan IKN adalah Ibukota Koruptor Nepotisme. Dalam video tersebut, pria itu mengatakan jika dirinya berada di IKN dan menyebut IKN sebagai ‘Ibu Kota Koruptor Nepotisme’ serta menyiratkan bahwa pembangunan IKN tidak berjalan.
“Kami masyarakat adat Kalimantan Timur mengutuk keras pernyataan saudara oknum bule Maxi Andrea yang melakukan syuting di Bogor tapi mengatakan pembangunan IKN mangkrak. Dia menunjuk masyarakat kita tinggal di sampah-sampah itu, di bawah pohon pisang. Kami mengutuk keras pernyataan itu, dia merendahkan masyarakat kita.” tegas Gudion, Tokoh Masyarakat Adat Dayak Tunjung, Kalimantan Timur.
Ia tidak terima masyarakat Indonesia khususnya Kalimantan Timur direndahkan. Ia juga mengecam tindakan oknum bule ini yang merendahkan pemerintah Indonesia.
“Oleh karena itu orang ini harus dihadirkan di depan kita untuk didenda adat.” ungkapnya.
Kedua, ia juga menuntut dilakukan hukum positif karena oknum ini sudah mengacak-acak negara Republik Indonesia dan menyebarkan hoax serta menimbulkan kerusuhan di masyarakat.
“Ketiga, orang ini harus diusut tuntas. Kalau orang ini Warga Negara Indonesia (WNI) maka cabut kewarganegaraannya, kembalikan ke Italia sana. Kalau dia memang dari Italia, maka kita minta dia dideportasi ke Italia sana. Kita harus tangkap dalang dibalik ini. Pasti ada dalangnya ini.” bebernya.
“Kami masyarakat Kalimantan Timur meminta orang ini agar ditangkap dan tindak tegas secara hukum.” tutupnya.
Diketahui, pernyataan Maxi Andrea yang dikenal dengan nama panggung Om Bule ini viral melalui sebuah video yang diunggah di akun TikTok dengan nama akun bule_ngoceh.
Dalam narasinya dia juga sempat menyindir pembangunan IKN yang ditujukan untuk pejabat sedangkan rakyat kecil akan dibuatkan gubuk. Selain itu dirinya sempat mengaku terbang dari Italia langsung menuju ke IKN. Pria itu juga menyebut jika warga dari pulau Jawa sedang berebut tanah di IKN karena hampir habis.
Tinggalkan Balasan