Surabaya – Universitas Airlangga (Unair) memastikan aksi pernyataan sikap sekelompok orang yang mengatasnamakan civitas academica hingga alumni, tidak mewakili suara kampus, tidak resmi dan tanpa izin. Selain itu Unair menegaskan gerakan yang mengatasnamakan Unair tersebut bukan inisiasi pihaknya.

Direktur Sekolah Pascasarjana Unair Prof Badri Munir Sukoco menegaskan aksi yang berlangsung di halaman depan Gedung Pascasarjana Unair pada Senin (5/2/2024) sekitar pukul 11.00 WIB itu, bukan pernyataan resmi dari civitas academica Unair maupun pascasarjana Unair.

“Acara hari ini bukan atas inisiasi dan diselenggarakan oleh Unair dan sekolah pascasarjana Unair,” katanya berselang 30 menit dari aksi 120 orang mengatasnamakan civitas academica hingga alumni itu.

Kampus negeri di Surabaya ini sangat menyesalkan ulah sekelompok orang yang menggunakan gedung tanpa seijin kampus.

Pernyataan resmi ini dikeluarkan pihak pimpinan Kampus Unair memberikan klarifikasi terkait pernyataan sikap mengkritisi Presiden Jokowi yang mengatasnamakan kampus. Sebelumnya sekelompok orang mengatasnamakan sivitas Unair mengritik Jokowi bertajuk Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik.

Munir Sukoco menegaskan kegiatan ratusan orang yang mengatasnamakan Unair bukan inisiasi pihaknya. Ia juga menyesalkan penggunaan gedung tanpa seizin kampus.

“Kami menyesalkan penggunaan tanpa izin gedung pasca atas aktivitas publik tanpa pemberitahuan,” kata Badri di gedung sekolah pascasarjana Unair kampus B, Senin (5/2/2024).

Badri memastikan aksi yang dilakukan tak mewakili Unair. Badri juga optimis Pemilu 2024 akan berlangsung luber dan jurdil.

“Perlu kami pastikan, yang disampaikan tadi tidak mewakili sivitas akademika Unair maupun sivitas akademika pascasarjana Unair. Terakhir, kami percaya pemilu 2024 akan terselenggara secara luber jurdil,” jelasnya.

Sementara Prof Suparto Wijoyo Wakil Direktur 3 Pascasarjana Unair menambahkan, pernyataan sikap resmi dari civitas academica Unair, yaitu menjunjung tinggi demokrasi secara jujur, langsung, umum, bebas, dan rahasia.

“Itu pernyataan umum, konstitusional dan berbasis pasa legalitas. Dan itu satu komitmen demokrasi harus dijunjung tinggi, Pemilu dikawal oleh civitas academica Unair,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu juga, perwakilan akademisi, Prof Imam Mustofa juga menyampaikan tiga poin pernyataan sikap resmi Unair yang disampaikan terkait dengan pesta demokrasi.

“Pertama, kami mendorong menyerukan terselenggaranya Pemilu yang partisipatif, kami menyerukan jangan golput, mari beraktif. Mari kita jaga kondusivitas bebas dari provokasi dan tekanan,” kata Imam.

Kedua, pihaknya menjunjung tinggi netralitas dan integritas institusi sembari menghormati kebebasan akademik dalam beropini dan menentukan pilihan.

Pihaknya sebagai akademisi, dosen, tenaga pendidikan, mahasiswa hingga alumni siap mewujudkan demokrasi yang berkualitas, bermartabat tanpa provokasi tekanan, tanpa kecurangan dan tanpa politik uang.

“Terakhir tentu saja semua ini dalam rangka kita semua ingin tetap menjaga keutuhan persatuan NKRI. Jangan sampai kontestasi ini memecah belah kita. Harus satu kesatuan sebagai warga bangsa negara NKRI,” tandas Imam.

Sebelumnya, sivitas akademika Universitas Airlangga (Unair) menyampaikan pernyataan sikap mengkritisi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan situasi demokrasi saat ini. Ada 120 orang yang ikut dalam kegiatan ini.

Pernyataan sikap ini menyusul akademisi kampus lain seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Indonesia (UI) hingga Universitas Padjadjaran (Unpad).

Acara ini digelar di depan halaman gedung Pascasarjana, Kampus B Unair. Pernyataan sikap yang disampaikan bertema “Menegakkan Demokrasi, Menjaga Republik”.

Temukan juga kami di Google News.