Siti Fadilah Supari, mantan menteri kesehatan RI di era SBY kerap membuat kontroversi, selain pernah menolak vaksin Covid, saat ini dirinya menolak nyamuk Wolbachia untuk menangani kasus demam berdarah di Indonesia. Setelah bebas dari Rutan Pondok Bambu karena korupsi Alkes yang merugikan negara 6,1 Miliar Rupiah, Siti dikenal aktif melakukan kritik terhadap pemerintah.
Sebagaimana diketahui pemerintah akan menerapkan nyamuk Wolbachia di 5 kota yaitu Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Kupang dan Bontang. Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan penerapan metode nyamuk dengan kandungan wolbachia untuk mengatasi DBD merupakan hasil penelitian ilmiah dan sudah terbukti efektivitas secara statistik.
Berbanding terbalik dengan Menkes saat ini, Siti menuding penyebaran jutaan nyamuk Wolbachia untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD) telah mengusik kedaulatan bangsa Indonesia lantaran belum tahu bagaimana dampak penyebaran wolbachia ke depannya.
“Ini adalah program World Mosquito, bukan program kita tapi program filantropi. Nah, dari luar mereka peneliti, tapi yang diteliti adalah kita sendiri. Ini yang membuat ketidaknyamanan menurut saya sebagai bangsa yang berdaulat,” kata Siti Fadilah saat jumpa pers di Jakarta pada Minggu, 12 November 2023.
“Target Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) harus di bawah 10 (kasus) per 100 ribu (jiwa). Kita sekarang sampai 28, pernah 50, pernah 60 gitu ya. Enggak pernah dalam 50 tahun itu bisa turun. Satu-satunya yang turun di bawah status WHO, di bawah 10 per 100 ribu insiden penyakit demam berdarah itu di Yogyakarta. Jadi kita datang kan di Yogyakarta kenapa bisa turun? Konsisten tuh lima tahun, (ternyata) karena ada intervensi wolbachia,” ujar Budi.
Tinggalkan Balasan