Bali – Kelompok Cipayung Plus Bali yang terdiri dari “KMHDI, IMM, GMKI, HMI, GMNI dan PMII” menyatakan sikap pada Pemerintah pusat agar hasil pembahasan G20 dapat melahirkan kebijakan publik yang berdampak positif pada sektor kesehatan, lingkungan dan ekonomi nasional.
“Kami juga mendorong Gubernur Bali untuk menjadikan G20 sebagai aspek pemulihan Parawisata Bali,” demikian isi poin hasil konferensi pers usai diskusi publik bertema “Urgensi G20 di Bali” di Media Center Dinas Parawisata Bali, hari ini.
Poin sikap selanjutnya, kata mereka adalah mendesak Pemerintah dalam menyelenggarakan G20 agar memberikan dampak secara langsung terhadap UMKM Bali dan masyarakat Bali secara umum. Juga mendorong Pemerintah Provinsi Bali agar komitmen dalam membangun fasilitas publik tidak hanya pada momentum tersebut, dan mengembangkan ekowisata sebagai model baru parawisata Bali.
“Kami juga mengajak pada seluruh Masyarakat Bali untuk tidak terprovokasi dan mengawal secara bersama-sama kesuksesan terlaksananya KTT H20 di Bali, sebagai wajah Indonesia di mata Internasional,” sebutnya.
Dalam sesi diskusi, turut hadir Arya Gangga selaku Ketua Biro Kaderisasi PD KMHDI Bali, Efatha F. B. Duarta selaku Akademi Universitas Udayana – Founder Malleum Lustitiae Institute, I Ketut Yadnya Winarta selaku Kepala Seksi Promosi Dinas Parawisata Provinsi Bali dan IGAN Rai Suryawijaya selaku Ketua Penghimpunan Hotel dan Restoran Indonesia – Badung.
I Ketut Yadnya Winarta memastikan hajatan G20 di Bali yang mendatangkan delegasi negara-negara luar bisa mempengaruhi ekonomi dalam negeri. Selain itu, lanjut dia, outcome lainnya diharapkan dapat menunjukkan bahwa Bali merupakan daerah yang aman dan nyaman.
“Dampak parawisata akan memberikan citra Bali diseluruh dunia,” kata I Ketut.
Dikatakannya, dunia melihat bahwa di Indonesia yang paling aman adalah Bali, jadi kepercayaan dunia jatuh ke Bali.
“Kegiatan G20 dapat menjadi promosi tanpa biaya bagi parawisata di Bali,” katanya.
Ditempat yang sama, Efatha F. B. Duarta menyatakan bahwa perhelatan G20 sangat ditunggu-tunggu dunia, sebab momentumnya bukan hanya ekonomi saja melainkan misi perdamaian.
“Indonesia merupakan negara yang paling aktif pada misi perdamaian,” sambungnya.
Hal senada juga dilontarkan IGAN Rai Suryawijaya yang menjelaskan posisi penunjukan Bali sebagai tuan rumah G20 karena Bali sudah terkenal di Dunia dan menjadi tempat favorit yang paling ingin dikunjungi.
“Bali dianggap menjadi pulau yang sangat damai,” ucapnya.
Dirinya menegaskan bahwa tidak melihat adanya hal negatif pada pelaksanaan G20, justru mendapatkan keuntungan atau sisi positifnya seperti kedatangan internasional dan domestik.
“Mari kita dukung karena dampaknya untuk Bali sangat luar biasa sekali. Oleh karenanya, kami berharap pada adik-adik mahasiswa untuk memberikan citra Bali yang baik,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan