Jakarta – Lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia dalam rangka misi perdamaian telah usai. Sejak Februari lalu, kedua negara berkonflik dan menyebabkan krisis pangan yang dikhawatirkan akan merembet ke Indonesia.

Namun, perang masih terus terjadi, bahkan akhir pekan kemarin semakin memanas. Sepertinya misi perdamaian yang di bawa Jokowi belum berhasil.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat bicara terkait hal ini. Airlangga menjelaskan kedatangan Jokowi ke Ukraina dan Rusia utamanya bukan soal misi damai saja namun menjaga rantai pasok global agar tetap lancar.

“Yang diutamakan presiden adalah terkait dengan ketersediaan pangan,” jelasnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/7/2022).

Airlangga menambahkan bahwa Jokowi tidak ingin ancaman krisis pangan terus berlanjut. Apalagi, selama perang terjadi dalam empat bulan terakhir, rantai pasokan pangan kedua negara juga kacau dan terhambat.

“Ini proses perdamaian, dan proses perdamaian kan sebuah proses yang berjalan terus bukan instan. Jadi ini awal yang baik,” ujarnya.

Airlangga juga menegaskan hanya Jokowi yang menjadi satu-satunya kepala negara, yang ditemui pimpinan tertinggi Ukraina dan Rusia tersebut. Tidak ada satu pun pimpinan negara yang bertemu Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Vladimir Putin dalam waktu dekat.

Temukan juga kami di Google News.